Alokasi spektrum frekuensi untuk GSM awalnya dilakukan
pada tahun 1979. Spektrum ini terdiri atas dua buah sub-band masing-masing
sebesar 25MHz, antara 890MHz - 915MHz dan 935MHz - 960MHz. Sebuah sub-band
dialokasikan untuk frekuensi uplink dan sub-band yang lain sebagai frekuensi
downlink.
Akibat kenaikan redaman atas kenaikan frekuensi,
biasanya sub-band terendah dipakai untuk uplink, agar daya yang ditransmisikan
oleh MS (mobile system atau lebih dikenal handphone) ke BTS (Base Transmitter
Station yaitu seperti sentral telepon di PSTN/POTS, namun memiliki fungsi
lebih) tidak perlu besar. Kalau digunakan sub-band yang satu lagi, mungkin anda
perlu melakukan recharge batere handphone berulang kali untuk mendapatkan
kualitas sama dengan saat ini.
Kemudian kedua sub-band tersebut dibagi lagi menjadi
kanal-kanal, sebuah kanal pada satu sub-band memiliki pasangan dengan sebuah
kanal pada sub-band yang lain. Tiap sub-band dibagi menjadi 124 kanal, yang
kemudian masing-masing diberi nomor yang dikenal sebagai ARFCN (Absolute Radio
Frequency Channel Number). Jadi sebuah MS yang dialokasikan pada sebuah ARFCN
akan beroperasi pada satu frekuensi untuk mengirim dan satu frekuensi untuk
menerima sinyal.
Pada jaringan GSM, jarak antar pasangan dengan ARFCN
sama selalu 45MHz, dan bandwidth tiap kanal sebesar 200kHz. Kanal pada tiap
awal sub-band digunakan sebagai guard band. Silakan anda hitung, maka spektrum
GSM akan menghasilkan 124 ARFCN, masing-masing diberi nomor 1 sampai 124. Kanal
sebanyak 124 inilah yang nantinya dibagi-bagi buat operator-operator GSM yang
ada di suatu negara.
Untuk mengantisipasi perkembangan jaringan di masa
mendatang, telah dilokasikan tambahan 10MHz frekuensi pada masing-masing awal
sub-band. Ini dikenal sebagai EGSM (Extended GSM). Jadi spektrum EGSM ini
880MHz - 915MHz buat uplink dan 925MHz - 960MHz buat downlink. Hal tersebut
memberi tambahan 50 ARFCN menjadi 174. Tambahan ARFCN ini diberi nomor 975 -
1023.
GSM merupakan teknologi untuk pelayanan telepon
selular digital dimana GSM bekerja berdasarkan metode multiplexing TDMA (Time
Division Multiple Accesss) dan FDMA (Frequency Division Multiple Accesss).
TDMA (Time Division Multiple Accesss)
Pada metode TDMA tiap pengguna akan menggunakan
seluruh spectrum frekuensi tertentu yang disediakan tetapi dalam waktu yang
singkat yang disebut slot waktu (time slot). Tiap pengguna mendapatkan sebuah
slot waktu yang berulang secara periodis dan hanya diijinkan untuk mengirim
informasi pada slot waktu tersebut. Antar slot waktu diberi jeda waktu (guard
time) untuk menghindari interferens antar pengguna. Jika slot waktu dalam
frekuensi yang diberikan sedang digunakan semua, maka pengguna berikutnya harus
diberikan slot waktu dengan frekuensi yang berbeda. Cara kerja system TDMA
diilustrasikan pada gambar berikut :
Fundamental unit dari waktu pada TDMA disebut burst
period dimana besarnya 15/26 ms (0,577 ms). Delapan burst period dikelompokkan
ke dalam TDMA frame (120/26 ms atau 4,615 ms), dimana membentuk unit dasar
untuk pendefinisian dari logical channel. Satu channel adalah satu burst
periode per TDMA frame. Channel didefinisikan berdasarkan cacah dan
posisi dari burst period yang berkaitan. Semua pendefinisian ini merupakan
siklus, dan pola keseluruhan berulang kira-kira setiap 3 jam. Channel dapat
dibagi ke dalam dedicated channel, di mana dialokasikan untuk mobile station,
dan common channel, di mana digunakan oleh mobile station dalam idle mode
(keadaan diam).
FDMA (Frequency Division Multiple Accesss)
FDMA melakukan pembagian frekuensi dari bandwidth
maksimum 25Mhz ke dalam 124 gelombang karier berfrekuensi 200kHz. Satu atau
lebih dari gelombang carrier ini ditransimisikan ke tiap base station. Setiap
frekuensi dari gelombang carrier ini akan dibagi dalam waktu, menggunakan skema
TDMA.
DCS 1800
Seiring dengan evolusi GSM, diputuskan untuk
menerapkan teknologi ini pada PCN (Personal Communication Networks). Hal ini
membutuhkan perubahan pada interafce udara untuk memodifikasi frekuensi
operasinya. Frekuensi modifikasinya antara 1710MHz - 1785MHz untuk uplink dan
1805MHz - 1880MHz untuk downlink. Teknik ini menyediakan 374 ARFCN dengan pemisahan
frekuensi sebesar 95MHz antara uplink dan downlink.
Teknik PCN ini dikembangkan di Eropa, khususnya di
Inggris. Di Inggris (Raya) ARFCN ini telah dibagi-bagi antara keempat operator
jaringan yang ada di sana. Dua di antaranya, Orange dan One to One, beroperasi
pada daerah GSM 1800, sementara dua yang lainnya, Vodafone dan Cellnet, telah
dialokasikan kanal GSM 1800 pada puncak jaringan GSM 900 mereka. ARFCN ini
diberi nomor 512 - 885. Porsi pada puncak band digunakan oleh DECTs (Digital
Enhanced Cordless Telephony).
PCS 1900
PCS 1900 merupakan adaptasi GSM yang lain ke dalam
band 1900MHz. Teknik ini digunakan di Amerika Serikat di mana FCC (Federal
Communication Commission) telah membaginya menjadi 300 ARFCN dan mengumumkan
lisensi pada berbagai macam operator untuk mengimplementasikan jaringan GSM.
Pemisahan frekuensinya sebesar 80MHz, dan pembagian frekuensinya adalah 1850MHz
- 1910MHz untuk uplink dan 1930MHz - 1990MHz untuk downlink.
Teknik Modulasi dan Bandwidth
Teknik modulasi yang digunakan pada GSM adalah GMSK
(Gaussian Minimum Shift Keying). Teknik ini bekerja dengan melewatkan data yang
akan dimodulasikan melalui Filter Gaussian. Filter ini menghilangkan
sinyal-sinyal harmonik dari gelombang pulsa data dan menghasilkan bentuk yang
lebih bulat pada ujung-ujungnya. Jika hasil ini diaplikasikan pada modulator
fasa, hasil yang didapat adalah bentuk envelope yang termodifikasi (ada sinyal
pembawa). Bandwidth envelope ini lebih sempit dibandingkan dengan data yang
tidak dilewatkan pada filter gaussian.
Bandwidth yang dialokasikan untuk tiap frekuensi
pembawa pada GSM adalah sebesar 200kHz. Pada kenyataannya, bandwidth sinyal
tersebut lebih besar dari 200kHz, bahkan setelah dilakukan pemfilteran gaussian
pun hal itu tetap terjadi. Akibatnya sinyal akan memasuki kanal-kanal di
sebelahnya. Jika pada satu sel (akan dijelaskan kemudian) terdapat BTS dengan
frekuensi pembawa yang sama atau bersebelahan kanal, maka akan terjadi
interferensi akibat overlapping tersebut. Begitu juga jika sel-sel yang
bersebelahan memiliki frekuensi pembawa sama atau berdekatan. Alasan inilah
yang menyebabkan mengapa dalam satu sel atau antara sel-sel yang berdekatan
tidak boleh menggunakan kanal yang sama atau berdekatan.
Pembagian Sel
Pembagian area dalam kumpulan sel-sel merupakan
prinsip penting GSM sebagai sistem telekomunikasi selular. Sel-sel tersebut
dimodelkan sebagai bentuk heksagonal. Tiap sel mengacu pada satu frekuensi
pembawa / kanal / ARFCN tertentu. Pada kenyataannya jumlah kanal yang
dialokasikan terbatas, sementara jumlah sel bisa saja berjumlah sangat banyak.
Untuk memenuhi hal ini, dilakukan teknik pengulangan frekuensi (frequency
re-use). Antara sel-sel yang berdekatan frekuensi yang digunakan tidak boleh
bersebelahan kanal atau bahkan sama.
Jelas bahwa semakin besar jumlah himpunan kanal,
semakin sedikit jumlah kanal tersedia per sel dan oleh karenanya kapasitas
sistem menurun. Namun, peningkatan jumlah himpunan kanal menyebabkan jarak
antara sel yang berdekatan kanal semakin jauh, dan ini mengurangi resiko terjadi
interferensi. Sekali lagi, desain sistem GSM memerlukan kompromi antara
kualitas dan kapasitas.
Pada kenyataannya, model satu sel dengan satu kanal
transceiver (TRx, tentunya menggunakan antena omni-directional) jarang
digunakan. Untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kualitas, desainer melakukan
teknik sektorisasi. Prinsip dasar sektorisasi ini adalah membagi sel menjadi
beberapa bagian (biasanya 3 atau 6 bagian; dikenal dengan sektorisasi 120o atau
30o). Tiap bagian ini kemudian menjadi sebuah BTS (Base Transceiver Station).
Kebanyakan vendor memperbolehkan sampai dengan 4 TRx per BTS untuk sektorisasi
120o. Jika digunakan TDMA pada TRx, menghasilkan 8 kanal TDMA tiap TRx, Anda
bisa menghitung bahwa dalam satu sel dapat menampung trafik yang setara dengan
3 X 4 X 8 = 96 kanal TDMA atau sebesar 82,42 erlang dengan GoS 2%. (Erlang
merupakan satuan trafik dan GoS(Grade of Service) menyatakan derajat keandalan
layanan, berapa jumlah blocking yang terjadi terhadap panggilan total).
Pada prakteknya tidak semua kanal TDMA tersebut bisa
digunakan untuk kanal pembicaraan (TCH = Traffic Channel). Dalam sebuah BTS
juga diperlukan SDCCH (Stand-alone Dedicated Control Channel) yang digunakan
untuk call setup dan location updating serta BCCH (Broadcast Control Channel)
yang merupakan kanal downlink yang memberikan informasi dari BTS ke MS mengenai
jaringan, sel yang kedatangan panggilan, dan sel-sel di sekitarnya.
Bagian paling rendah dari sistem GSM adalah MS (Mobile
Station). Bagian ini berada pada tingkat pelanggan dan portable. Pada tiap sel
terdapat BTS (Base Transceiver Station). BTS ini fungsinya sebagai stasiun
penghubung dengan MS. Jadi, merupakan sistem yang langsung berhubungan dengan
handphone Anda.
BTS pada dasarnya hanya merupakan "pesuruh"
saja. Otak yang mengatur lalu-lintas trafik di BTS adalah BSC (Base Station
Controller). Location Updating, penentuan BTS dan proses handover pada
percakapan ditentukan oleh BSC ini. Beberapa BTS pada satu region diatur oleh
sebuah BSC.
BSC-BSC ini dihubungkan dengan MSC (Mobile Switching
Center). MSC merupakan pusat penyambungan yang mengatur jalur hubungan antar
BSC maupun antara BSC dan jenis layanan telekomunikasi lain (PSTN, operator GSM
lain, AMPS, dll).Saat ini teknik switching terus berkembang, dan begitu pula
pada layanan GSM. Beberapa operator GSM di Indonesia telah menerapkan
Intelegent Network lanjutan dalam teknik switchingnya.
Frequency Hopping
Frequency hopping merupakan fitur yang diterapkan pada
interface udara, yakni lintasan radio ke MS. Teknik ini dapat mengurangi
redaman akibat efek multipath fading. GSM hanya merekomendasikan satu jenis
frequency hopping, yakni baseband hopping. Namun beberapa vendor, seperti
Motorola, menyediakan tipe frequency hopping yang lain, yang disebut
Synthesizer Hopping.
Baseband Hopping digunakan jika base station memiliki
beberapa DRCU/TCU tersedia. Aliran data secara sederhana dilalukan pada
frekuensi dasar ke berbagai macam DRCU/TCU. Setiap data beroperasi pada
frekuensi yang tetap, mengacu pada urutan hopping yang ditentukan. DRCU/TCU
yang berbeda akan menerima sebuah timeslot yang spesifik pada setiap frame
TDMA, berisi informasi yang ditujukan kepada MS-MS yang berbeda.
Synthesizer Hopping menggunakan kelincahan ferkuensi
dari DRCU/TCU untuk mengubah frekuensi-frekuensi pada sebuah basis timeslot
untuk transmisi maupun menerima. SCB pada DRCU serta sistem kontrol dan
pemrosesan digital pada TCU akan menghitung dan menentukan frekuensi
selanjutnya, dan memprogram sebuah pasangan synthesizer Tx dan Rx untuk menuju
ke frekuensi yang telah dihitung.
Teknik synthesizer hopping ini sangat baik untuk
diterapkan pada sel-sel dengan jumlah carrier yang sedikit. Untuk sel-sel
dengan jumlah carrier yang banyak, teknik baseband hopping merupakan teknik
yang paling baik. Dan kedua teknik ini tidak bisa diterapkan sekaligus pada
sebuah site BTS.
Proses Uplink dan Downlink
Proses Uplink-Downlink merupakan suatu
panggilan-dipanggil pada jaringan GSM yang bekerja berdasarkan FDMA (Frequency
Division Multiple Access). Berikut proses Uplink-Downlink pada jaringan GSM :
Uplink :
- Pelanggan mengaktifkan ponsel --> inisialisasi / log on.
- pelanggan akan mendapatkan koneksi ke cell site terdekat.
- BS memeriksa SIM Card untuk validasi account dan keanggotaan pelanggan, jika masih aktif panggilan akan diproses lebih lanjut.
- BS akan melakukan identifikasi informasi tentang cell site yang terdiri dari : carrier wireless, kode area lokasi dan frekuensi yang digunakan.
- Ponsel akan memeriksa Broadcast Control Channel (BCCH) yang berisi daftar channel dengan cara mengirim sinyal ke seluruh channel.
- Cell site terdekat akan memberikan level daya yang kuat pada ponsel.
- HLR pada MSC terdekat akan memeriksa lokasi nomor yang dipanggil, autentifikasi dan registrasi.
- VLR pada MSC akan memeriksa apakah ponsel pemanggil diijinkan melakukan panggilan (contoh : panggilan internasional).
- MSC akan mencarikan jalur sesuai dengan lokasi nomor yang dipanggil.
- Pada saat yang sama HLR akan diregistrasi oleh BS untuk menentukan lokasi ponsel pemanggil.
- Ponsel pemanggil akan mengirim pesan ke jaringan tentang lokasinya.
- Jika melakukan “Hand over” ke sel yang lain, HLR secara otomatis melakukan up-date serta melanjutkan monitoring sehingga rute tetap terjaga.
- SMS dilayani oleh SMS Centre (bisa lintas operator). Frekuensi yang digunakan untuk pengiriman SMS berbeda dengan frekuensi informasi suara, karena itu pada saat pelanggan sedang on-line, dapat juga sekaligus menerima SMS.
Downlink
- Saat yang dipanggil menyalakan power ponsel, ponsel akan meneliti SID (System Identification Code) pada BSSC-nya. Control Channel ini adalah frekuensi khusus dimana ponsel dan base station saling terkoneksi, berisi pengaturan panggilan dan perubahan channel. Jika ponsel tidak mendapat koneksi dari control channel, berarti ponsel berada di luar jangkauan, ditandai dengan tampilan “No service”.
- Jika SID didapatkan, berarti ponsel sudah mendapat channel.
- Setelah identifikasi selesai, ponsel akan mengirim permintaan registrasi, MSC akan melacak lokasi ponsel di dalam database-nya. Dengan cara ini MSC mengetahui letak sel dimana ponsel berada dan mengirim nada dering ke ponsel tersebut.
- MSC akan memilih pasangan frekuensi dimana ponsel tersebut dapat digunakan untuk menerima panggilan.
- MSC akan berkomunikasi dengan ponsel penerima melalui BSSC untuk memberitahu penggunaan frekuensi, kemudian ponsel dan antena akan melakukan switch ke frekuensi tersebut sehingga terjadi koneksi dan percakapan dua arah dapat dilakukan.
- Saat penerima berada di batas area, Base Station dari sel terdekat akan memberikan indikasi kekuatan sinyal yang semakin melemah sehingga Base station yang didekati akan mendengar dan mengukur kekuatas sinyal ponsel yang mendekati. Selanjutnya akan memperkuat kembali sinyal tersebut. Komunikasi antar dua Base Station ini dikontrol oleh MSC atau MTSO sehingga ponsel dapat melakukan switch dari satu sel ke sel yang lain. Proses ini dinamakan “Hand Over”.
Teknologi SMS (Short Message Service)
SMS pertama kali ditemukan oleh GSM pioners di Eropa.
Standardisasi di bawah Lembaga Europan Telecommunications Standards Institute.
SMS diciptakan untuk menyediakan infrastrukture transportasi pesan singkat yang
mempunyai maksimal 140 bytes(8 bit objek). Pada jaringan
mobile telekomunikasi, trasnportasi data dapat dilakukan pada jaringan
GSM dan GPRS. SMS berbentuk bilangan biner yang memuat informasi
penting untuk menghasilkan message header untuk trasnsportasi data dan
messsage body sebagai payload. Skema dasar pengalamatan SMS
adalah nomor mobile pnone yang disebut MSISDN.
SMS dibuat melalui telepon selular atau alat lainnya
(misalnya Personal Computer). Perangkat tersebut dapat menerima dan mengirim
SMS dengan menghubungkan perangkat melalui jaringan GSM. Semua perangkat
tersebut mempunyai lebih dari satu nomor MSISDN disebut Short Message Entities
lihat gambar jaringan GSM SMS di bawah :
SME sebagai titik awal (sumber) dan sebagai titik
akhir (penerima). SME selalu terhubung dengan Short Message Service Center
(SMSC) dan tidak pernah terhubung langsung dengan lainnya. SME dapat berupa telepon
selular, SMS pada telepon selular ada dua macam yaitu Mobile Oriented message
(MO) dan Mobile Terminated messsage (MT). MO messages dikirim oleh telepon
selular ke SMSC. Mobile Terminated messages menerima pesan pada telepon selular
kedua pesan di-enkodekan secara berbeda selama proses transmisi.
SME dapat juga berupa computer yang dilengkapi
software pembuat pesan, seperti Ozeki Message Server. yang dapat menghubungkan
langsung dengan SMSC service provider. untuk komunikasi tersebut dilakukan
dengan menghubungkan mobile phone dengan PC melalui kabel data atau IP link
secara langsung.
SMS Network Architecture and Internal Protocols
Jaringan SMSM pada operator GSM service provider
menggunakan 4 layers transport :
- SM-AL (Aplication Layer)
- SM-TL (Transfer Layer)
- SM-RL (Relay Layer)
- SM-LL (Lower Layer)
Ozeki message server terletak pada SM-AL layer. Ketika
mengirim SMS software menmbuat Protocols Dat Unit (PDU) ditransportasikan
melalui SM-TL layer, saat telepon GSM dikoneksikan pada PC akan menerima SMS,
pesan dikodekan pada lapisan SM-AL layer, Ozeki Message Server mendekodekan PDU
dan membuat pesan menjadi dapat dibaca oleh program komputer dan pengguna.
Untuk memahami bagaimana cara kerja SMS dari telepon
selular ke SMSC perhatikan gambar di bawah. Pada gambar terlihat protokols yang
digunakan pada jaringan GSM. seperti yang terlihat Mobile Station mengirimkan
pesan sms ke GSM base station (BTS) melaui media wireless. Setelah pesan
mencapai jaringan backbone provider. Mobile Swicthing Center (MSC), Home Local
Register (HLR) dan Visitor Local Register (VLR) bekerja untuk mencari pesan
secara tepat dar iShort MEssage Service Center (SMSC).
Kekurangan dan Kelebihan Jaringan GSM
Kelebihan :
- Kualitas suara digital yang bagus.
- Adanya layanan prepaid calling, layanan ini memungkinkan orang-orang yang tidak bisa atau tidak ingin mengikat kontrak dengan suatu operator, dapat menggunakan layanan GSM. Sebagai contoh : pelajar dan para remaja bisa mendapatkan prepaid account yang bisa mereka atur sendiri, tanpa memerlukan orang tua yang mengatur dan menyetujui sebuah contrated account.
- Kecenderungan masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan teknologi membuat mereka sering mengganti telepon seluler mereka. Tentunya akan sangat merepotkan dan tidak efisien jika setiap kali mengganti ponsel harus mengganti nomor telepon mereka. Pada sistem GSM, dikenal adanya SIM-Card (Subscriber Identity Module). Dengan SM-Card ini memungkinkan pengguna GSM untuk mengganti-ganti ponsel tanpa harus mengganti nomor telepon. Ini dikarenakan SIM-Card kompatibel dengan semua ponsel berbasis GSM. Berbeda dengan Sistem PTSN maupun R-UIM yang digunakan pada sistem CDMA.
- Banyaknya vendor-vendor telepon seluler yang menyediakan ponsel berbasis GSM semakin mempopulerkan GSM. Ini dapat dibandingkan dengan ponsel berbasis CDMA yang masih dapat kita hitung penyedianya khususnya di Indonesia.
- Beranekaragamnya jenis ponsel GSM yang tersedia di pasaran mulai dari yang murah sampai yang sangat mahal. Tentunya hal ini meungkinkan masyarakat untuk memilih ponsel yang sesuai dengan keinginan dan budget mereka. Khususnya di Indonesia, tersedianya ponsel kelas Low-End membuat semakin banyak kalangan yang mampu memiliki ponsel dengan harga yang relatif terjangkau.
- Penggunaan Quad-band dalam sistem GSM sekarang ini memungkinkan roaming internasional, yang tentunya tergantung pada operator penyedia jasa GSM. Mengizinkan operator jaringan untuk menawarkan jasa roaming berarti pengguna dapat menggunakan telepon mereka di seluruh dunia.
- Perkembangan fitur-fitur ponsel berbasis GSM yang sangat cepat ikut mempengaruhi selera masyarakat. Hal ini dapat kita lihat sekarang ini di mana teknologi ponsel telah mampu memasukkan dan menyatukan radio, kalender, video cam, agenda book, kamera digital, MP3, dan masih banyak fitur lainnya ke dalam satu ponsel.
- Adanya fasilitas SMS (Short Message System) memungkinkan pengiriman berita dalam bentuk teks yang sangat murah. Walaupun pada sistem CDMA pun terdapat fasilitas tersebut, namun sistem GSM lah yang pertama kali mempopulerkan jenis layanan ini. Pada mulanya fasilitas SMS ini digunakan untuk membidik pasaran remaja yang identik dengan kirim-mengirim pesan dengan biaya semurah mungkin. Namun sekarang akhirnya menjadi populer di semua lapisan masyrakat.
- Dukungan sebagian besar operator terhadap sistem GSM, masih lebih banyak dibandingkan dengan dukungan terhadap sistem CDMA yang cenderung masih terbilang sedikit.
Kekurangan :
- Biaya pembangunan jaringan yang relatif mahal
- Belum adanya perjanjian antara sesama provider untuk menyamakan tarif di seluruh dunia.
- Rendahnya keamanan. Kebanyakan model mobile phone jaman dulu tidak banyak memiliki model sekuriti yang didesain di dalamnya. Masalah terhadap model jenis ini adalah ”kloning”, sebuah variant dari pencurian identitas, dan ”scanning” diman orang ketiga dalam suatu local area dapat meng-intercept dan menyadap suatu panggilan. Telepon analog juga dapat disadap dengan menggunakan radio scanner. Meskipun saat ini model digital system terbaru (seperti GSM) telah berupaya untuk mengatasi ini , masalah keamanan tetap ada. Kelemahan-kelemahan telah ditemukan di banyak protokol terbaru yang tetap memungkinkan adanya kemungkinan penyadapan atau kloning.
- Berdampak buruk bagi kesehatan. Dengan semakin banyaknya perkembangan teknologi, kekhawatiran telah muncul mengenai dampak kesehatan dari penggunaan mobile phone (GSM). Ada sebagian kecil bukti sains yang menunjukkan peningkatan di beberapa tipe tertentu tumor pada pengguna mobile phone secara jangka panjang dan kontinu. Beberapa penelitian terbaru di Eropa juga memberikan bukti yang signifikan adanya kerusakan genetis dalam kondisi tertentu. Namun, sejauh ini organisasi kesehatan dunia (WHO) masih menganggap bahwa efek dari gelombang elektromagnet yang dihasilkan frekuensi radio yang digunakan pada GSM tidak memiliki dampak negatif yang benar-benar terbukti terhadap kesehatan manusia. Dampak kesehatan yang kontroversial namun tetap penting untuk dibicarakan adalah hubungannya dengan kecelakaan lalu lintas. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pengendara sepeda motor memiliki resiko tabrakan dan kehilangan kontrol dari kendaraannya saat menggunakan mobile phone ketika mengemudi yang jauh lebih tinggi, meskipun menggunakan handsfree system. Studi dari The New England Journal Medicine mengatakan pengguna mobile phones saat mengemudi empat kali lebih sering mengalami kecelakan dibandingkan mereka yang tidak. Sebuah eksperimen yang dilakukan oleh MythBuster, sebuah TV show america, menyimpulkan menggunakan mobile phone ketika mengemudi memiliki resiko yang sama dengan mengemudi dibawah pengaruh alkohol. Bahkan di beberapa negara saat ini telah melarang penggunaan mobile phone saat mengemudi, sedikitnya sudah ada 25 negara yang menerapkan larangan ini, antara lain : Israel, Jepang, dan Portugal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar